RumusTogel 2D Cara Cari Ekor Hk Jitu Bukan hal yang mudah untuk mendapatkan rumus togel ekor tunggal Hongkong yang benar-benar jitu Teknik Rumus TOGEL Hongkong Mencari Angka 4D Jitu HK Terbaru July 21, 2020 pkonline rumus togel 0 Disaat kami yang sudah berdiri sejak tahun 2010 pengalaman 10 tahun siap memberikan Teknik memecahkan Angka 4D Jitu Pdt. Bigman Sirait KEPALA bukan ekor, adalah kata yang sangat akrab di telinga kita. Tiap kali terucap oleh pengkhotbah, dengan semangat tinggi umat akan mengaminkannya. Apalagi jika sang pengkhotbah berapi-api, dapat dibayangkan respon pendengar. Hal ini dapat dipahami, karena setiap orang pasti tak rela menjadi ekor. Menjadi kepala berarti kaya, si miskinlah ekornya. Orang yang sehat itu ekspresi yang kepala, sementara miskin Anda tahu jawabannya. Semua diukur secara kuantitatif, deret angka. Para pembicara selalu memberi tekanan yang jelas soal kepala dalam ukuran angka, keberhasilan kuantitatif. Kamu kepala karena kamu “orang percaya”, “umat Allah”, itu otomatis. Jika kamu tidak kaya, atau kamu sakit, kamu adalah ekor, kurang beriman, itu rumusannya. Terasa sangat kejam, karena memang sangat diskriminatif, padahal Tuhan tak begitu. Ini adalah wajah aneh kekristenan yang dimunculkan oleh orang berpikiran pendek, sangat bergairah dengan angka, dan mengabaikan semangat sejati Alkitab. Dengan jelas, Alkitab membicarakan kualitas yang menjadi tuntutan. Lihatlah apa kata Yesus tentang pujian Israel “Percuma bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku”. Israel mengedepankan kuantitas, sementara Tuhan menuntut kualitas. Ungkapan ini diucapkan Yesaya sebagai nabi. Yesaya menyampaikan kebencian Allah akan kemunafikan yang mewarnai puasa, perpuluhan, dan ibadah Israel. Tampaknya hal itu kembali terulang di kekinian gereja. Tapi celakanya justru inilah yang diminati umat. Orang rela mengantri untuk motivasi seperti ini. Kurang suka pada kualitas, karena kualitas selalu menuntut keberanian dan pengorbanan yang besar. Tak ada yang mau membayar harga dalam mengikut Yesus, semuanya mau mengambil untung dari percayanya. Padahal keuntungan percaya terle-tak pada keselamatan yang diterima cuma-cuma, bukan soal status sosial atau keadaan lahiriah. Itulah sebab, mengapa para rasul justru merasa beruntung boleh menderita untuk Yesus, bukan sebaliknya, merasa beruntung karena bisnis yang berlipat-lipat. Apakah tidak boleh kaya? Tentu saja bukan itu maksudnya, tetapi amat sangat jelas, kaya bukanlah tujuan orang percaya, melainkan sekadar alat untuk memuliakan Tuhan. Kekayaan bukan kemuliaan diri, kemuliaan adalah pengabdian pada Sang Kebenaran. Kembali pada “kepala bukan ekor”. Menjadi kepala bukan ekor Ulangan 2813 yang dimaksud Alkitab adalah, menjadi pemimpin, pemberi arah. Menjadi kepala itu sangat jelas. Ke mana kepala pergi ke situ ekor mengikuti. Jadi yang dimaksud menjadi kepala bukan soal kaya, atau kuantitas, tetapi sekali lagi soal kualitas. Israel tak boleh seperti bangsa lain yang kafir, tak mengenal Allah. Israel harus bisa menunjukkan keunikannya dalam monoteisnya. Israel yang ber-Allah satu. Itu unik di tengah bangsa lain yang ber-Allah banyak. Itu sebab Israel dituntut setia terhadap firman Tuhan dan mengajarkannya berulang kali kepada setiap anak-anak Israel. Dalam kesetiaan itu mereka diatur oleh hukum Allah yang berdaulat. Maka jika mereka taat, mereka akan menjadi bangsa yang besar dan berpengaruh, berkuasa dan mempengaruhi bangsa yang lainnya. Itulah menjadi kepala. Sementara soal harta, kesehatan, dan yang lainnya adalah bonus belaka, bukan tujuan utama. Tujuan utama kepala adalah memberi arah, memimpin di jalan yang benar. Indah bukan? Menjadi ekor sudah jelas pengekor, mengikuti arus jaman. Dunia sangat cinta uang, materialistis. Apa saja dihalalkan dalam mengumpulkan uang. Uang membuat seseorang merasa terhormat, dan dengan uang bisa membeli apa saja. Bahkan bisa belanja keadilan, dan kehormatan semu. Uang menjadi tujuan kebanyakan para imam di era Perjanjian Lama, dan semakin menggila di era Perjanjian Baru. Para imam mencari keuntungan lewat ibadah di bait Allah. Yesus pernah membongkar praktek mereka, dan menyucikan bait suci yang ternyata tak suci. Dan yang paling mengerikan, Yudas pun rela menjual Yesus dengan 30 keping perak. Uang telah membuat Yudas gelap mata, membuang kehormatan kemuridannya. Semua soal uang, soal kaya. Inikah menjadi kepala? Jelas amat sangat itu salah. Itu bukan kepala, tetapi sebaliknya itu ekor tanpa daya. Tertarik dengan nilai dunia, dan menjadi pengikutnya. Ironis bukan, merasa menjadi kepala, padahal murni ekor. Mengikut dunia, tetapi merasa memimpinnya. Itu sebab tidak heran jika dunia mencemooh gereja yang semakin hari semakin berkurang saja orang setia yang beriman teguh. Mirip kisah Gideon yang mempersiapkan tentara untuk pertempuran sebanyak 30 ribu orang Hakim 7. Tetapi ternyata tinggal sedikit ketika seleksi ilahi terjadi. Gideon pergi bertempur hanya dengan 300 tentara, dan berhasil. Gereja bagaikan 30 ribu orang yang banyak, ramai, penuh. Padahal yang sejati hanya 300 orang, kecil, sedikit, tampak tak berarti, tapi itulah pemenangnya. Kualitas bukan kuantitas. Jadi sangat jelas bukan artinya menjadi kepala. Ingat, para nabi bukan orang kaya, bahkan sebaliknya, ada yang peternak kaya dipanggil jadi nabi dan meninggalkan semuanya. Ada Elisa yang menolak uang Naaman, sementara pelayan masa kini mirip Gehazi pembantu Elisa, bukan saja menyambar uang yang ditolak Elisa, jika perlu mereka menipu dengan dalih proyek pelayanan. Dan jika kaya, mereka menyebut diri kepala. Sungguh sebuah penipuan yang licin. Penipuan dengan pembenaran yang diindoktrinasikan, yang membuat umat terbius, dan kalaupun tahu, takut mengoreksinya. Ingat, kaya bukan dosa, bukan kaya yang jadi masalah, tetapi konsepnya dan caranya. Jika Tuhan mau memberi, apalah susahnya. Dunia ini, dan segenap isinya milik Tuhan. Tapi, berkata mewah itu dari Tuhan, dan menjadikannya gaya hidup, itulah persoalan. Umat Kristen menjadi sangat self oriented, gila kaya, kehilangan kepekaan pada sesama. Kesaksian selalu berputar soal kuantitas, bukan lagi kualitas hidup. Seharusnya menjadi kepala, adalah menjadi orang yang berintegritas, orang yang dapat diteladani menjadi model, menjadi kepala. Alangkah indahnya dunia jika orang Kristen menjadi terang seperti tuntutan Yesus kepada setiap orang percaya. Orang Kristen menjadi ke-pala, sehingga jelaslah arah kehidupan. Ini menjadi tuntutan pada setiap pemimpin. Dalam ke-pemimpinan umum, seharusnya seorang pemimpin memiliki jiwa kepahlawanan, menjadi pelindung kaumnya, dan sangat menjaga orang di sekitarnya. Dia bukan tipe orang yang mengamankan diri, dan pengkhianat terhadap pengabdian orangnya sendiri. Dia bukan pemim-pin yang hanya lancar bicara, tapi gagap mewujudkannya. Bukan oportunis, cinta kaya, ingin jadi idola, tetapi mengorbankan kawan-kawannya. Begitu pula dalam dunia keagamaan, sungguh tak bisa dibayangkan pemimpin agama yang oportunis bukan? Menyedot kekayaan umat, dengan meminta umat suka memberi, padahal dia sendiri sebagai pemimpin agama tak suka berbagi. Hanya menumpuk untuk diri, dan terus berjalan dalam manipulasi. Menjadi kepala bukan ekor dalam arti yang sesungguhnya sangat dibutuhkan di tengah dunia yang oportunis ini. Menjadi kepala bukan ekor sudah seharusnya menjadi semangat yang tak pernah padam, itulah panggilan orang percaya. Cobalah mulai dengan sikap yang kritis dengan mencermati kepemimpinan agama di sekitar Anda, mulailah mengenali mana yang sejati dan mana yang hanya sekadar untuk materi. Ingat, jual beli “Firman” sudah sangat terkenal di era Bileam si nabi mata duitan. Karena itu jangan terjerumus lagi di lubang yang sama, di kekinian masa. Lalu mulai pula dengan berani mempertanyakan hal yang kelihatan salah. Tak perlu takut risikonya, karena Tuhan Yesus sudah mengatakannya bahwa yang layak menjadi murid-Nya hanyalah mereka yang berani menanggung risiko. Tentukan sikap, apakah Anda kepala murid Kristus, atau hanya ekor pengikut pemimpin agama. Lalu belajarlah menyuarakan kebenaran, belajar menjadi ke-pala yang tegak, Kristen yang punya sikap, yang konsisten. Ingat ekor akan mengikut Anda. Jika arah sudah benar, berbahagialah, karena Anda telah menolong banyak orang tahu jalan kebenaran, dan saat yang sama tahu pula apa itu kepalsuaan. Selamat menjadi kepala dan bukan ekor, yang sesungguhnya, bukan yang ecek-ecek.

Sepertisebuah kompas, buku ini membantu MENGARAHKAN hidup kita ke arah yang TEPAT sesuai kehendak Tuhan, yakni menjadi KEPALA & bukan ekor. - Bobby One Way (Pencipta Lagu & Penyanyi Rohani) Salah satu ungkapan populer yang seringkali kita dengar dalam gereja & seringkali dijadikan ungkapan iman dari doa berkat di akhir ibadah yaitu "Engkau menjadi KEPALA bukan menjadi ekor" yang terampil dari kitab Ulangan 28:13.

Posted on 03/04/2022 In QnA Ditulis oleh Pdt. Yakub Tri Handoko Leave a comment Salah satu janji Allah yang akrab di telinga banyak orang Kristen adalah ini “TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun” Ul. 2813a? Beberapa gereja menjadikan teks ini sebagai bagian dari doa berkat atau doa yang lain dalam ibadah. Beberapa orang Kristen bahkan mengucapkan kalimat ini di pagi hari sebelum melakukan aktivitas lainnya. Mereka meyakini bahwa setiap anak Tuhan pasti akan menjadi kepala. Lebih lanjut, mereka memahami kepala di sini dalam arti jabatan posisi pemimpin, prestasi juara dalam kompetisi, popularitas terkenal, maupun kemakmuran kaya raya, bukan sekadar cukup. Dengan konsep semacam ini tidak heran Ulangan 2813 menjadi salah satu janji paling favorit bagi orang-orang Kristen. Apakah teks ini memang harus ditafsirkan demikian? Benarkah setiap orang Kristen akan menjadi kepala di mana saja dia bersekolah, berlomba maupun dan bekerja? Pembacaan Alkitab yang teliti dan penggunaan logika sederhana sudah memadai untuk mengetahui kekeliruan dalam konsep populer di atas. Pertama, ayat ini seharusnya dipahami secara komunal, bukan personal. Janji-janji di pasal 28 ditujukan kepada seluruh bangsa Israel. Kata ganti yang digunakan di sana adalah maskulin singular, yang menyiratkan bangsa Israel secara keseluruhan. TUHAN sedang berbicara kepada mereka dalam kapasitas mereka sebagai umat yang dikuduskan oleh dan untuk Tuhan 289. Ini juga sesuai dengan salah satu berkat yang dijanjikan, yaitu negeri Kanaan 288, 11. Konsep populer tentang janji-janji ini lebih ke arah personal individualistis. Setiap orang Kristen akan dijadikan kepala. Ini jelas tidak sesuai dengan maksud teks. Kedua, kepala dan ekor dikontraskan dengan bangsa-bangsa lain. Sejak awal pasal 28 Musa sudah mengatakan “TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi” Ul. 281. Di bagian selanjutnya dikatakan “Maka segala bangsa di bumi akan melihat, bahwa nama TUHAN telah disebut atasmu, dan mereka akan takut kepadamu” Ul. 2810. Dalam konteks posisi bangsa Israel di antara bangsa-bangsa inilah janji di ayat 13 diberikan. Konsep populer tentang Ulangan 2813 mendorong orang-orang Kristen untuk mengontraskan dirinya secara personal dengan siapa saja yang ada di sekelilingnya entah di sekolah, pekerjaan atau perlombaan. Mereka bahkan tidak memperhitungkan bahwa di sekeliling mereka juga ada banyak orang Kristen. Ketiga, istilah “kepala” harus dipahami secara figuratif dan benar. Apa arti “menjadi kepala dan bukan ekor”? Konteks Ulangan 28 memberikan petunjuk yang berharga. Secara konsisten ungkapan “kepala – ekor” dihubungkan dengan memberi/menerima pinjaman. Sebelum ungkapan ini muncul, Allah berjanji “engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman” 2812b. Dalam pemaparan tentang kutuk yang akan menimpa bangsa Israel jika mereka melanggar perintah-perintah TUHAN, Musa berkata “Ia akan memberi pinjaman kepadamu, tetapi engkau tidak akan memberi pinjaman kepadanya; ia akan menjadi kepala, tetapi engkau akan menjadi ekor” 2844. Berdasarkan konteks pinjam – meminjam ini, kita sebaiknya memahami “kepala – ekor” dalam arti kebebasan untuk mengatur hidup sendiri. Menjadi kepala berarti menjadi penentu atau pengatur, ekor hanya mengikuti saja apa yang menjadi kemauan kepala. Seperti itu juga orang yang terlilit oleh hutang. Dia menjadi ekor yang hanya mengikuti kemauan orang lain yang memberikan pinjaman kepala. Makna ini juga diteguhkan oleh pemunculan ungkapan “kepala – ekor” di bagian Alkitab yang lain. Yesaya 914-15 menyebutkan tua-tua dan orang-orang yang terpandang sebagai kepala, sedangkan para nabi palsu sebagai ekor. Baik kepala maupun ekor akan dihukum oleh TUHAN. Para nabi seharusnya yang menjadi kepala. Mereka yang menyampaikan isi hati TUHAN, sedangkan raja, para pemimpin, dan seluruh rakyat hanya mengikuti dia saja. Ironisnya, kondisi umat TUHAN justru terbalik. Nabi-nabi kehilangan suara kenabian dan hanya mengekor pihak yang berkuasa. Terakhir, pandangan populer tentang Ulangan 2813 tidak mungkin terpenuhi. Penafsiran populer yang terlalu individualistis pasti menimbulkan banyak kesulitan. Jika menjadi kepala artinya menjadi nomor satu, bagaimana dengan murid-murid Kristen di sekolah Kristen? Bagaimana dengan suatu perlombaan yang diikuti oleh anak-anak Tuhan? Siapa di antara mereka yang akan menjadi kepala dan ekor? Lalu bagaimana dengan banyak orang Kristen yang menjadi karyawan biasa di suatu perusahaan? Apakah itu berarti mereka tidak menerima janji ini? Penafsiran populer hanya memberi ruang bagi orang-orang tertentu saja yang jumlahnya sangat sedikit. Penafsiran yang terlalu personal justru bisa memberi kesan bahwa TUHAN tidak memegang janji-Nya, karena jumlah orang Kristen yang menjadi kepala menurut pandangan populer jauh lebih sedikit daripada yang tidak menjadi kepala. Banyak sekali anak-anak TUHAN yang popularitas, karir dan prestasinya biasa-biasa saja. Lalu bagaimana kita sebaiknya memahami janji TUHAN di Ulangan 2813? Sekali lagi, kata kuncinya adalah komunal. Jika anak-anak TUHAN secara komunal mengasihi dan menaati TUHAN, orang-orang Kristen akan memiliki kapasitas untuk memengaruhi banyak orang, bahkan dunia ini. Kita akan dimampukan untuk merembeskan nilai-nilai kerajaan Allah dan keindahan Injil dalam beragam aspek kehidupan. Dunia akan menjadi tempat yang lebih baik untuk ditinggali oleh semua bangsa. Soli Deo Gloria. Photo by Ben White on Unsplash Mengawalitahun dimensi yang baru, pesan Tuhan yang kuat bagi kita adalah Tuhan menyatakan dua pilihan: Jadi kepala atau jadi ekor! Tentu semua kita akan memilih untuk menjadi kepala, tapi tahukan kita bahwa justru "kepala" berbicara mengenai berbagai macam makna : 1. Penyembahan. TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia JawapanTeka Teki dan Silang Kata. Sistem 25 untuk soalan teka silang kata dari ada ekor tapi bukan haiwan ada kepala bukan orang . Sistem kita mengumpul soalan dan jawapan teka silang kata dan teka teki daripada silang kata yang popular, teka-teki yang terdapat di media massa, game Android dan lain-lain akhbar popular. Ulangan28:13 TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, Berhasil dalam pekerjaan, bersinar di dalam pelayanan, karir meningkat, itulah impian semua orang.

Nanastermanis se-Indonesia," kata Bupati Kediri. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membenarkan kualitas dan cita rasa yang dihasilkan oleh nanas asli Bumi Panjalu tersebut. Bukan hanya tingkat kemanisannya saja namun PK-1 ini, menurutnya, merupakan varietas nanas terlezat se-Indonesia. Gubernur Jatim juga menceritakan bagaimana

0soI.
  • 42rp5y2e6m.pages.dev/422
  • 42rp5y2e6m.pages.dev/66
  • 42rp5y2e6m.pages.dev/65
  • 42rp5y2e6m.pages.dev/213
  • 42rp5y2e6m.pages.dev/146
  • 42rp5y2e6m.pages.dev/117
  • 42rp5y2e6m.pages.dev/276
  • 42rp5y2e6m.pages.dev/49
  • jadi kepala bukan ekor