Cerita Dewasa – Perkenalkan nama saya Andry, umur saya 25 tahun dengan tinggi sekitar 168cm dan berat 76kg. Kisah ini saat saya sedang liburan kerumah ortu saya disuatu kabupaten yaang terletak dilereng pegunungan karena lgi libur pergantian semester diuniversitas saya. Singkat cerita pada saat itu saya sedang duduk-duduk diteras sambil menghirup udara segar tidak seperti di bandung yaang sekarang sudah mulai tercemar polusi. Kemudian setelah berselang beberapa menit, kemudian ada seorang wanita menggunakan topi bambu kerucut & menggendong sebuat bakul yaang berisi botol-botol bekas syrup. Mukanya tidak kelihatan karena ditutupi topi coklatnya tapi terlihat dari tanganya kalau dia berkulit putih. Mungkin karena saya lama memperhatikannya kemudian, dia masuk dari pagar yaang terbuka & masuk keteras. “Jamunya tuan…”, katanya sambil menawarkan jamu dagangannya. Kemudian dia membuka topinya & terlihatlah seorang wanita yaang kira-kira berumur 27 tahun. Mukanya cantik sekali, putih mulus & tak satupun jerawat hinggap di wajah cantiknya. “Jamunya ada apa aja mbok ??”. “Ada jamu kuat, encok, pegel linu, cekot-cekot, asam urat dst”. macam-macam sampai pusing mendengarkanya” “Waduh maaf mbok, saya nggak sakit”. “Ooh… kalau begitu minum jamu ini aja mas, ini buat sehari-hari supaya tetap sehat bugar”. “Ya udah deh mbok, yaang itu aja…”. Kemudian dia mengeluarkan sebuah gelas kaca & mulai tangannya mengambil bermacam-macam botol & menuangkannya ke gelas itu seperti bartender. Saya diam-diam melihatnya dari ujung rambut sampaai ujung kaki. Rambutnya yaang hitam panjang & lurus menghiasi wajahnya yaang bersih itu. Terlihat badaannya sangat sintal & langsing singset dan kaki putihnya yaang tidak ditumbuhi bulu-bulu. Terlihat dia sangat merawat dirinya, mungkin dirinya rajin minum jamunya itu. Tidak sengaja saya melihat gundukan payudaranya dibalik bajunya, terlihat payudaranya yaang SANGAT BESAR & kencang. Ternyata dia tidak menggunakan BH, tapi saya tetap kesulitan melihat putingnya karena bajunya ketat& bajunya sangat tebal. “Ini mas jamunya”, ucapnya sambil menyodorkan jamu yaang sudah di buat. “Terima kasih”, balasku singkat. Kemudian saya minum jamunya sedikit demi sedikit sambil melihat wajahnya yaang cantik itu sambil berbincang-bincang “Waduh mbok, jamunya enak banget”. “Terima kasih mas”. “Andry, nama saya Andry. Kalau boleh tau nama mbok siapa ??”. “Nama saya Ningsih”. “Panggilanya siapa mbok Ningsih ?”. “Terserah mas saja”. “Kalo manggilnya mbok Ningsih boleh nggak ?”. “Boleh mas, tapi jangan panggil saya mbok, saya kan belum nenek-nenek”, katanya sambil tertawa kecil. “Iya Ningsih kamu masih muda, cantik lgi”. “Ah mas bisa aja deh”. “Suami kamu pasti senang sama kamu”, ucapan ini tersirat untuk menanyakan statusnya karena biasanya disini orang kawin pada usia 20 tahunan. Cerita Sex Dewasa “Saya belum kawin mas”. “Ohh begitu toh”. “Ngomong-ngomong Ningsih sudah jualan jamu sejak kapan ??”. “Sudah 6 tahun mas”. “Ohh gitu toh mbak, ini mbak sudah habis”, sambil memberikan gelas yaang sudah kosong. “3000 mas”. Kemudian saya berdiri dan mengambil dompet saya di kantong dan mengambil selembar 5000. “Ini mbak”, sambil menyodorkan uang kepadanya. Pada saat dia menerima uang pembayaranku, dengan sengaja saya menyenggol tangannya. Woww halus sekali. “Ini mas kembaliannya”. Kembali saya menyenggol tangannya hanya sekedar ingin merasakan halusnya tangan Ningsih penjual jamu tersebut. Lalu dia mulai berjanjak pergi & menjajakan dagangannya ke tempat lain. Keesokan harinya, saya ingin bertemu dia lgi sehingga saya kembali menunggu di teras rumah di pagi hari. Cukup lama saya menunggunya sekitar setengah jam batang hidungnya belum jga terlihat oleh mataku. Dengan rasa bosan ketika menunggu saya kemudian masuk ke dlm rumah. Sekitar 3 jam kemudian terdengar suara ketukan di pintu depan kemudian saya buka pintunya dan ternyata yang datang adalah si Ningsih. “Mas Andry, jamunya lgi nggak ?”. “Wahh… dari tadi sudah saya tunggu-tunggu kok nggak datang”. “Iya mass tadi saya lgi nganter anak saya ke sekolahan”. Kemudian saya binggung sejenak, “Belum kawin kok punya anak sih ?” gumamku dlm hati. Kemudian saya ajak ke dalam rumah. “Ayo mbak masuk aja”. “Terima kasih mas”. Kemudian dia langsung masuk kerumah saya & melepaskan sandal kumalnya di depan. “Eh.. ehh.. Ningsih gak perlu dibuka sendalnya !”. “Nggak papa mas nanti ngotorin lantai mas aja”. Kemudian dia masuk kerumah & duduk beralas ubin. “Ehm Ningsih kok duduk disitu sih ?”. “Kan kebiasaan saya begini mas, masa tukang jamu duduk di kursi, kan nggak sopan ??”. “Ini kan di ruang tamu jdi nggak apa-apa ayo duduk disini”, kataku sambil menepuk sofa. Kemudian dia duduk di sofa. “Nah gitu dong nanti kalo duduk di lantai masuk angin lo…”. “Iya mas”. “Oh ya Ningsih, kemarin minumanya bikin saya sehat & bertenaga”. “Makasih mas, mas mau minum itu lgi ??”. “Iya Ningsih”. Kemudian dia mulai meracik ramuan minumannya. Tapi perbincangan kami membuatnya berhenti sebentar-sebentar. “Ningsih, biasanya yaang laku itu jamu apa?”. “Oh, biasanya jamu buat perempuan sama jamu kuat mas”. “Jamu buat perempuan itu apa aja?”. “Jamu pembesar & pengencang payudara dan pantat, kulit putih dan mulus, & jamu rapet mas. Biasanya pagi-pagi saja sudah laku mas”. Ternyata mendengar pembahasan yaang seperti ini membuat penis saya sudah berdiri separo. “Oh gitu toh, pantesan yaang punya cantik sekali”. “Ah mas bisa aja deh”, katanya tersipu malu. “Abis itu tetek kamu jga besar, pasti sering minum jamunya ya”. “Ah mas… ngga enak loh didengar orang”. “Tenang mbak, santai saja di sini cuman kita berdua, tapi yaang tadi beneran lo mbak”. “Oh itu gara-gara saya harus minum tiap hari mas”. “Kok harus ??”. “Iya karena kalau rasanya beda berarti racikannya beda mas & hasilnya jga beda mas”. “Oh gitu toh, ngomong-ngomong tadi mbak ini janda ya ?”. “Nggak mas”. “Punya anak angkat ??”. “Nggak mas, kok pertanyaannya seperti itu sih?”. “Aaa.. anu mbak, saya binggung katanya nganter anaknya kesekolah kan kemarin mbak bilang belum nikah”. Entah dengan sengaja atau tidak, dia menumpahkan air jamunya ke lantai. “Maaf mas, nggak sengaja”. “Nggak saya yaang minta maaf, saya sudah lancang bertanya seperti itu, saya mau ngambil pel dulu”. Kemudian saya mengambil pel lantai di sudut ruangan & membawanya ke ruang tamu. “Udah mas saya aja ngelap”. Sebenarnya saya ogah-ogahan, jdi langsung saya memberi pelnya ke Ningsih. “Ini Ningsih”. Kemudian dia langsung menjongkok di hadapan saya & mengelap. Ini adalah kesempatan emas melihat payudaranya. Maju mundur, maju mundur terlihat bukitnya bergoyang dengan indah. Tetap saja putingnya tidak kelihatan, hanya melihat separuh dadanya sudah cukup bagiku. Setelah itu dia kembali meracik ramuan jamunya. “Sebenarnya begini mas, kisahnya memalukan mas. Saya pacaran dengan laki-laki di desa terus main gituan sama dia, begitu mendengarkan saya hamil dia malah melarikan diri”. “Waduh… maaf Ningsih saya tidak tahu”. “Udah mas nggak papa, semuanya sudah terjadi nggak bisa kembali lgi, lagipula ini jga salah saya, ini mas jamunya”. “Iya makasih”. Kemudian saya mengambil gelas penuh jamu itu dari tangannya. “Saya jdi kepikiran mas”. “Udah Ningsih, itu kan sudah masa lalu”. Kemudian saya meneguk jamunya kembali. “Mas, Ningsih mau tanya sama mas. Emang mas udah pernah main gituan ya ??”. “Iya sudah, emang kenapa Ningsih, kok tiba-tiba tanya begitu ?”. “Nggak mas emang nggak takut hamil”, rupanya gadis ini gapsek gagap seksual. “Mas kan punya ilmu biar nggak hamil”. “Ah mas bisa aja deh…”. “Beneran, mas nggak bohong”. “Trus kesakitan nggak mas ??”. “Enggak, malah mau lgi”. “Ah mas bohong ah”. “Iya beneran”. “Mas keliatan bohongnya, buktinya dulu saya begituan sakit”. “Emang sama mantan pacar kamu diapain ??”. “Dulu pacarku pernah remas-remas itu saya, sakit mas, terus dia nunjukin itunya, saya ngeri mas ada bulunya kriwil-kriwil hiii”. Saya tertawa mendengar apa yaang diceritakannya. “Terus gimana Ningsih ?”. “Dia masukin itunya ke ini saya mas, perih banget mas. Trus pas dikeluarin ada darahnya mas, trus saya jga pernah ngeliat orang begituan mas di mobil. Begitu laki-lakinya cium dileher, perempuanya mangap-mangap mas, trus lehernya merah mas. Saya jdi takut padahal ibu-ibu yaang beli jamu suka ngobrol katanya sama suaminya begituan senang banget”. “Itu tandanya perempuanya keenakan Ningsih, terus yaang dikatain ibu-ibu itu bener Ningsih”. “Tapi kok saya sakit, apa saya kelainan mas ??”. “Nggak, kamu nggak kelainan, pacar kamu ayang kelainan. Mas bisa buktiin kalo begituan itu enak”. “Nggak ah mas, nanti anak saya jdi dua deh, susah mas”. “Lho… kan tadi mas sudah bilang, mas kan punya ilmu biar nggak hamil”. “Bukan ilmu hitam kan mas ??”. “Iya dong, gimana, mau nggak ??”. “Nggak mas, trima kasih nawarin”. “Eh Ningsih, mas nggak nawarin dua kali lho, mas janji kamu nggak hamil dan nggak sakit seperti yaang kamu lakuin sama pacar kamu”. “Gimana ya mas ?”. “Udah bilang ya aja susah banget, mas bikin kamu keenakan bahkan mau lgi”. “Tapi mas janji ya, kalo nggak mas saya laporin ke polisi lo mas”. “Iya”. Kemudian dia mengangguk-angguk kecil. berarti sudah ada lampu hijau buat saya. Kemudian saya mendekatinya dengan duduk di sampingnya sambil berusaha mendekatinya. Tapi dianya bergeser menjauhiku terus-menerus, tapi akhirnya dia dipojok jga. Cerita Seks “Ningsih, kalo kamu minggir terus, kamu nggak dapat enaknya nanti”. “Saya ndredeg deg-degan mas”. “Kalo gitu kamu merem ya”. Ketika dia meremkan matanya saya mendekatkan bibir saya ke mulutnya. Kemudian saya mencium bibir merekahnya itu setelah itu saya melepaskan bibir saya. “Gimana Ningsih?”. “Enak mas”. “Ini ada yaang lebih enak, caranya nanti mulut kamu kebuka terus lidah kita ketemu”. “Iih mas jijik”. “Kamu kan belum rasain, kamu coba dulu, pasti ketagihan”. Kemudian dia membuka mulutnya, seketika itu saya memiringkan kepala saya dan mendekatkan kepala saya & kami melakukan french kiss. “Hhmpphh…hmpph…”, katanya yaang membuatku bergelora. Rupanya tangannya memeluk keras punggungku seakan-akan tidak ingin melepaskanku. Kemudian terasa jga payudaranya & putingnya di dadaku. Kontan saja penisku naik dan sudah menempel di pinggangnya. Tanganku jga dipunggungnya juga merayap-rayap dan tangan saya Turun ke bokongnya yaang bulat itu. Tak puas dengan bibir sensualnya itu, saya naik ke telinganya. Telinganya saya gigit-gigit kecil & lidah saya dengan nakalnya saya masukan kelubang telinganya & tercium aroma shamponya. “Mas, geliii mas uhh… sshhh… ahhh…”. Cukup lama saya bermain dengan telinganya kemudian saya turun ke lehernya dan menggigit kecil lehernya. “Hhmmpph… ahh… uhh…”. Desahanya berulang kali & makin lama makin keras. Tangan saya yanag tadi di pantatnya sekarang sedang membuka kancing bajunya. “Sshhh mas apa-apaan nih ? ahh… uhhh… jangan mas… ochhh…”. Tetapi saya terus melanjutkannya sambil menggigit-gigit kecil lehernya, setelah semua kancingnya terbuka, “WOWW FANTASTIS !”. Tertampanglah sepasang buah dada sempurna!, tidak menggantung, bulat, besar, montok seperti buah semangka yaang sudah siap untuk dipanen. Lebih besar daripada pembatuku yaang sering ku garap. Kemudian saya turun di dadanya dan membenamkan muka saya diantara dua bola berpuncak itu. Kedua tangan saya pun memegang kedua payudara yaang indah itu dan menjepitkannya ke muka saya. Ohh lembutnyaa, muka saya seperti dipijit-pijit, kemudian setelah itu saya mulai meremas-remas payudaranya. “Oochhh… mass geli aduh ahhh…”, katanya bertubi-tubi. Kemudian saya mulai mengemut payudara kanannya & tangan kiriku meremas gunung satunya. Saya mulai menggigit putingnya yaang sudah menegeras & menyedot payudaranya dengan kekuatan vacum cleaner. “Mas ngilu ahh… enak… terus mas ouch ouch”, desahanya sambil menggelinjang tak karuan. Setelah cukup lamaa kemudian saya berpindah kepayudara kirinya & tangan kanan saya meremas payudara kanannya yang basah terkena air liurku. Bedanya di payudara kiri terasa lebih keras dari pada yang kanan, saya pun sangat bersemangat. Kemudian setelah itu kedua tangan saya turun lagi dan menurunkan resletingnya di belakang celananya. Kemudian setelah itu saya melepaskan kancingnya & terlihatlah sebuah pemandangan yaang nggak kalah serunya sama bukitnya. Terlihat pahanya mulus tak berbulu dan saya mulai mengelus-elus kedua tangan saya di pahanya. rupanya dia kegelian, “Mas geli mas uhh”, katanya sambil bergoyang. Setelah itu saya menurunkan celana dalamnya yaang berwarna merah muda & ada simbol talinya berwarna merah yaang terlihat sudah basah di depannya. “Mas jangan mas”. Tapi tidak saya hiraukan perkataanya dan saya turunkan CD-nya dan terpampanglah sebuah vagina yang sudah basah. Menurutku Vaginanya lucu kalau sudah menggembung dengan warna pink merekah serta dihiasi asesoris bulunya yang tipis dan hitam itu. Setelah itu hidungku saya benamkan di lubanga vaginanya yaang dahsyat itu. “Eh mass mau diapain mass… ? ahhh mas geli mass uhh… ouch… ouch…”. Saya gesekan ke atas & ke kiri. Setelah itu, giliran lidah saya yaang beraksi divaginanya. Saya memasukan lidah saya dan menggerayapi vaginanya. dia berdesah lebih keras lgi. “Mas ach..ach terus mas”, katanya sambil menjambakku. Kemudian akhirnya saya menemukan klitorisnya. Desahan nya lebih keras lgi. “Mas, terus mas… jangan berhenti mas… terus ahhhhh… ahhhhh…”. Kemudian setelah beberapa menit, “Mas mau pipis mas”. Setelah berselang beberapa detik dia memuncratkan cairannya ke muka saya. “Mas maaf, nggak sengaja pipis dimuka mas, habis gak nahan mas”. “Nggak papa kok”. Saya yaang saat itu masih berpakaian lengkap langsung saya buka sampai telanjang bulat. Rupanya dia ketakutan setelah melihat punya saya yaang dihiasi bulu-bulu hitam. “Mas saya takut mas…”. “Udah, nggak papa kok, sekarang kamu emut kontol saya”. “Di emut mas ??”. “Iya diemut”. “Nggak mau ah mas, jijik mas”. “Lho kan tadi saya emut itu kamu, masa punya saya yang diemut kok nggak mau”. “Jorok mas, kan itu buat pipis”. “Tenang Ningsih, saya kalo cebok selalu pake sabun, terus jembutnya saya shampoin kok, tenang aja rah”, kataku menyakinkan dia. Setelah mendengarkan perkataanku akhirnya dia mulai mendekatakan mulutnya meskipun masih takut. “Ayo Ningsih, pegang punya saya”. “Iya mas”. Tetapi tangannya hanya di keatas kan tidak menyentuhnya, karena tidak sabar saya menggapai tangannya & langsung saya dekatkan tangannya ke penisku dan saya tuntun tangannya untuk mengocok penis saya. Lalu kepalanya saya pegang dan saya dekatkan ke penis saya rasanya enak sekali. Walaupun awalnya rada sakit karena terkena giginya tapi lama-kelamaan teratur. Rasanya dikocokin sama orang yaang biasa megang botol jamu lebih enak & nyaman seperti pengocok profesional. Gerakan maju mundurnya sangat sempurna & berirama. “Aahh… Ningsih terus, kamu pintar ahh… terus Ningsih uhhhh…”, erangku saking enaknya. Beberapa menit kemudian, “Ningsih saya ingin keluar… aahhh…”. Dan akhirnya, “Croottt… crooottt… croottt…”, saya mengeluarkan mani saya dimulutnya karena lupa memberitahukannya. “Mas kok di mulut saya sih mas ??, kan jijik tau…”, katanya sambil membuang mani di mulutnya. “Udah di telen aja”. “Mas jgn sembarangan dong, masa ditelen ??”. “Kamu tau nggak, itu isinya protein semua, bahkan khasiatnya bisa ngalahin jamu kamu”. “Ah mas kerjaannya bohong aja”. “Mas nggak bohong, beneran lohh”. “Kalo tau gitukan nggak saya buang mas, kalo gitu sekali-sekali dimasukin botol aja mas biar buat campuran jamu saya”. “Ada-ada saja Ningsih ini”. “Ningsih tolong bikinin jamu penambah tenaga biar mas kuat”. “Iya mas”. Kemudian dia mulai mengeluaran gelas & mulai meracik ramuan jamu kuat. Saya pun tidak tinggal diam langsung saja saya duduk dibelakangnya dan kedua tangan saya memilin-milin putingnya. “Mas, nanti tumpah loo”. Tapi tidak saya hiraukan malah saya sambil cium tengkuknya. “Mas geli mas mau tumpah lo mas”. Setelah jamunya jdi saya suruh Ningsih memasukannya ke mulutnya tapi tidak ditelan. Lalu saya suruh berbalik badan & kami melakukan french kiss lgi dan mentransfer air jamunya ke mulut saya. Setelah jamunya habis saya telan, saya meremas payudaranya. Efek dari jamunya dahsyat, setelah beberapa detik meminumnya, badan saya terasa panas & penis saya berdiri lagi. Setelaj kuperhatikan kontoku ternyata urat-uratnya terlihat lebih menonjol dibanding sebelumnya & saya suruh Ningsih untuk tiduran. “Ningsih, kamu siap ya”. “Iya janji beri saya kenikmatan tapi jgn beri saya anak ya mas”. “Iya”. Awalnya saya menggesek-gesekan terlebih dulu kontol saya ke sekitar lubangnya dan bermain-main sejenak di area itu. “Mas enak mas… udah mass masukin saja mass… ahhhh…”. Saya mulai memasukin liang surgawinya yaang sangat kecil itu. Bayangkan, wanita yang meminum jamu rapet selama bertahun-tahun & tidak pernah behubungan pasti sangat kecil dan mengalahkan lubang orang perawan. Tadi hampir saja saya tidak bisa melihat lubang kecilnya itu dibalik jembutnya. Sehinggga saya jga sedikit kesusahan karena terlalu sempit dengan perlahan-lahan saya akhirnya berhasil memasukan seperempat dan perlahan-lahan akhirnya penuh jga. Setelah semuanya sudah masuk baru saya tancap gas dengan gaya konvensional, saya mulai menjalankan kontak sexual. “Aah… ah… ah… uh… mas… och… ouc… yess… ochhhh… ahhhh… terus… mas… ahhh…”, desahannya yaang mengundang birahi siapapun yaang mendengarkanya. enak sekali dijepit dengan vagina super sempit ini. Enak sekali rasa empotan memeknya. Melihat payudaranya yaang jga bergerak naik-turun menambah semangatku untuk memuaskannya. Setelah sepuluh menit dengan gaya konvensional, saya minta kepada Ningsih untuk berposisi doggy style. Sensasi yang berbeda dengan gaya ini, ini adalah posisi paling enak dengan bakul jamu ini. Tangan saya turu meremas pantatnya yaang semok itu & sesekali memukulnya, dan juga saya memegang rambutnya & menariknya seperti naik kuda. “Yes… yess… ah… ah… enak terus Ningsih…”. Genjotannya WARR BIASA pijatanya yaang memijat kontolku enak sekali dan beberapa menit kemudian si Ningsih akhirnya orgasme jga. Setelah itu saya capek menggoyangkan pinggang saya, saya suruh Ningsih sekarang untuk posisi woman on top WOT. Sambil tiduran dengan Ningsih diatas saya sambil bergerak keatas-kebawah tangan saya meremas payudaranya yang extra besar & extra empuk. Beberapa menit kemudian saya ingat janji saya pada Ningsih, ketika saya merasakan lahar putih panas saya akan muncrat maka dengan cepat kilat saya melepaskan kontol saya dari memek Ningsih. Tidak beberapa detika kemudian mani saya muncrat di lantai. Kami berdua menghentikan permainan ini karena permainan kami cukup lama, gara-gara pengaruh jamu kuatnya Ningsih bahkan Ningsih orgasme hingga 3kali. “Gimana Ningsih, enak kan ??”. “Iya mas, betul kata mas”. “Lain kali kalo kamu mau kamu tinggal ke rumah saya kalo sedang liburan kesini”. “Iya mas, terima kasih ya mas”. “Iya”. Kemudian kami saling bericiuman. “Mas, saya hampir lupa, jamu sehat sama jamu kuat jadinya 7000 mas”, masih aja ingat jamunya. “Ini Ningsih kamu saya kasih bonus jadi 50ribu”, memang disini uang saja sudah dibilang banyak. Cerita Sex Setelah ini kami sering kontak fisik baik dirumahnya ketika anaknya kesekolah maupun dirumah saya dan tidak lupa saya kasih uang buat bayar sekolahan anaknya. Kadang-kadang kami sering threesome dengan pembantuku. >>> BANDAR CEME <<< Agen Poker Online Bandar Ceme Domino qq Online Terpercaya Promo Bonus Special Bonus Chips Turnover Mingguan Bonus TO Turn Over 0,3% Setiap Minggunya Bonus Referal 10% Bonus New Member 10% Minimal Deposit Minimal Deposit Cukup Rp Bonus Hadiah Domino QQ 5X Lipat
35wV93G.